Jumat, 20 Agustus 2010

Malaikat bumi



Dear Malaikat Bumiku

Cantik dan manis sosoknya terlihat olehku. Beliau kuat dalam berpikir juga bertindak.
Q menyebutnya malaikat bumi. Q tau tak sedikit q menyakiti beliau. Q yakin beliau sakit. Tapi yang lebih q tau beliau tetap menemani dan menyayangiku.

Ibu...hari ini engkau datang menjenguk anakmu ke Malang bersama bapak. Hmmm....senangnya hatiku.... :D

Puasa2 seperti ini rasanya inginku berbuka puasa dari tanganmu. Ibu...tak henti2nya q memanggil namamu. Walau tak kau tahu, q selalu memandangimu saat engkau tertidur lelap setiap q pulang ke rumah. Wajah yang terlihat lelah untuk berjuang menjalani kehidupan. Q kuliah di malang dengan penuh semangat akan berusaha membahagiakan dan tak kan kecewakanmu. AKU BERJANJI!!!

Ibu...tulisanku ini hanya untuk melepaskan rasa kangenku padamu. Hampir saja tetes demi tetes air mataku meleleh. Tenggorokan q rasanya tertekan akibat menahan air mata agar tak jatuh. Ibu...Aku (anakmu) sayang dan bangga akan perjuangan yang telah engkau bagi dengan orang lain, bukan hanya dengan keluarga.


Sangdokterbumi yang akan berbakti padamu...

Bersama sinar

Apakah si?
Lalu terdapat nar...??
Jika tak ada Si maka kasian nar...tak kan terlihat indahnya...
Saat itu bukan malam tapi juga bukan siang...
Ternyata ada...

Si bertemu nar...
Tak kan terlihat sekelilingnya...
Pancarnya terlalu terang...
Klimaks.

SINAR!!!!!
telah bersama...

SINAR!!!!!
ada dan satu...

Redup tapi tak mati...
Hilang dan lelap...
Copyright 2009 Geograph Lecture
Free WordPress Themes designed by EZwpthemes
Converted by Theme Craft
Powered by Blogger Templates